RESISTENSI: oleh Azwan BKI VB
1. Apa
yang dimaksud dengan resistensi ?
Menurut kamus lengkap Psikologi
hasil terjemahan oleh Dr. Kartini Kartono hasil dari buku aslinya yang berjudul
Dictionary
of Psychology (New York, Dell Publisihing, Co..,Inc.,) edisi revisi,
Cetakan ke-7 Mei 1981 oleh Dr. Kartini Kartono halaman (431) didapatkan
pengertian Resistensi adalah aksi suatu tubuh menantang suatu kekuatan.
Sementara sigmund Freud memandang
resistensi adalah sebagai pertahanan klien terhadap kecemasan yang akan
meningkat jika klien menjadi sadar atas dorongan dan perasaan yang direpresinya.
Hal ini akan menghambat konselor dan klien memperoleh pemahaman dinamika
ketidaksadaran klien. (dikutip dari buku
yang berjudul memahami dasar-dasar konseling dalam teori dan praktek, karangan
Dr. Namora Lumongga Lubis, M.Sc. halaman 152)
2. Cara kerja resistensi !
Didalam proses konseling atau
trapis apabila terjadi resistensi pada seorang klien, maka konselor harus
membangkitkan perhatian klien dan menafsirkan resistensi yang paling terlihat
untuk mengurangi kemungkinan klien menolak penafsiran. Resistensi dapat
menghambat kemampuan klien untuk mengalami kehidupan yang lebih memuaskan
sehingga sebisa mungkin seorang konselor harus dapat memberikan pemahaman pada
klien agar membuka tabir resistensinya.
Selain itu cara kerja resistensi bisa
juga dilakukan melalui penafsiran, disini dapat dilihat dari tujuan penafsiran
itu sendiri yakni mendorong ego klien untuk mengasimilasi hal-hal baru dan
mempercepat proses penyingkapan hal-hal yang tidak disadari. Penafsiran ini
harus disampaikan pada saat yang tepat agardapat diterima klien sebagai bagian
dari dirinya. Apabila disampaikan terlalu cepat, kemungkinan klien akan melakukan
penolakan, tetapi apabila penafsiran jarang dilakukan, kemungkinan klien akan
sulit memperoleh insight atas masalahnya. (dikutip
dari buku yang berjudul memahami dasar-dasar konseling dalam teori dan praktek,
karangan Dr. Namora Lumongga Lubis, M.Sc. halaman 152-153).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar